RIAU - Ribuan warga Tionghoa Bagan
Siapiapi, menggelar ritual bakar tongkang di Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi
Riau. Ritual bakar tongkang ini merupakan tradisi leluhur yang bertujuan untuk
memuja Dewa Laut yang telah menyelamatkan para leluhur saat melarikan diri dari
Provinsi Fujian, Tiongkok, saat dilanda kerusuhan.
Saat
ritual, tak henti-hentinya para warga Tionghoa ini memanjatkan doa untuk
dewa-dewa yang telah menyelamatkan para leluhur mereka saat melarikan diri dari
Provinsi Fujian, Tiongkok pada 1883 lalu.
Salah
satu dewa yang dihormati warga Tionghoa ini adalah Dewa Ki Ong Ya atau Dewa
Laut. Saat melarikan diri, patung Dewa Ki Ong Ya dibawa oleh para leluhur ke
atas kapal. Nah, saat kapal mereka terombang ambing di lautan tak tentu arah
tujuan, belasan imigran Tiongkok yang berada di atas kapal berdoa dan tiba-tiba
kapal mereka mendarat di kota Bagan Siapiapi.
Lalu
oleh para leluhur, kapal kayu tersebut dibakar agar tidak bisa balik kenegri
asal mereka dan mereka bersumpah bahwa Bagan Siapiapi merupakan penganti tanah
leluhur mereka. Sejak itu pula, setiap tahun pada bulan Juni, yang bertepatan
dengan penanggalan Imlek tanggal 15 dan 16 bulan kelima atau Go Cap Lak,
tradisi bakar tongkang diselenggarakan.
Sebelum
tongkang diarak dan dibakar, lebih dahulu diletakkan di salah satu klenteng
terbesar di Bagan Siapiapi, para warga Tionghoa lalu berdoa sambil membakar hio
dan lilin-lilin besar. Setelah itu, baru tongkang diarak keliling kota menuju
tempat pembakaran.
Replika
kapal yang terbuat dari kayu dan kertas dibakar di atas tumpukan kertas doa di
dalam kapal juga terdapat replika patung Dewa Ki Ong Ya. Saat kapal ludes
trebakar dimakan api, puluhan ribu warga Tionghoa menantikan arah jatuhnya
tiang kapal.
Pasalnya,
jika tiang kapal jatuh kerah laut, maka mereka percaya jika rezeki pada tahun
ini datang dari arah laut atau nelayan dan jika tiang jatuh ke arah daratan,
maka rezeki datang dari daratan atau bertani. Tahun ini, tiang tongkang jatuh
ke arah laut.
Menurut
Gubernur Riau Annas Maamun, ritual bakar tongkang merupakan sebuah event wisata
yang digelar tiap tahun dan mendatangkan puluhan ribu turis domestik dan asing.
“Ritual bakar tongkang ini juga mempererat tali silaturahmi para warga
Tionghoa,” pungkas Annas. (sumber)